Industri properti tumbuh meyakinkan sepanjang tahun 2012. Iklim perekonomian Indonesia yang relatif kondusif diduga jadi pemicunya. Suksesnya bisnis properti ini juga ditunjang oleh sektor bisnis lain. Seperti sektor perdagangan serta kemampuan daya beli konsumen.
Kinerja industri properti pada tahun 2012 rata-rata meningkat sebesar 12% pada semester pertama. Bahkan pada semester kedua terjadi peningkatan menjadi sebesar 13%. Pertumbuhan dari tahun ke tahun (year on year), telah meningkat rata-rata 12,5% bila dibandingkan dengan tahun 2011. Hal ini didorong oleh meningkatnya daya beli konsumen dan membaiknya iklim investasi. Kombinasi dari pertumbuhan PDB yang tinggi dan suku bunga KPR yang terendah, merupakan faktor yang signifikan mendorong kinerja pasar properti selama tahun 2012.Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) melihat booming properti tahun 2012 karena sejumlah indikator kunci pertumbuhan jumlah penjualan dan harga/sewa. Jumlah penjualan hampir semua sub sektor industri properti seperti rumah tinggal, rumah bandar, apartemen strata title, kantor strata title, toko-toko komersial dan pusat perdagangan, telah meningkat sebesar 10 sampai 15 persen.
Indonesia Property Watch (IPW) memperkirakan booming properti terjadi pada 2012 hingga 2013. Meskipun krisis Eropa sempat membayangi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, IPW melihat bahwa dampak krisis Eropa hanya bersifat market shock untuk pasar Indonesia yang bersifat sementara. “Hingga 2013, suku bunga diprediksi tidak akan berubah secara signifikan. Namun, bila terjadi over heating karena uang beredar dan suhu investasi memanas, dimungkinkan baru 2013 suku bunga akan beranjak naik,” kata Ali Tranghanda Direktur Indonesia Property Watch.
Pasar properti nasional yang diproyeksikan akan mengalami booming tahun ini, mendorong munculnya banyak perusahaan properti baru. Jumlah anggota Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia misalnya, dilaporkan meningkat hingga 30% dalam setahun terakhir. Pertumbuhan jumlah developer tidak terlepas dari kondisi pasar properti yang mengalami pertumbuhan dalam dua tahun terakhir. Sebagian besar perusahaan properti tercatat sebagai anak usaha perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan pertambangan yang memiliki aset lahan dan cash flow memadai.
Ke depan, industri properti Indonesia diprediksi akan berkembang pesat tahun ini jika pertumbuhan ekonomi
mencapai di atas 7%. Pertumbuhan ekonomi berdampak positif terhadap pasar properti karena daya beli masyarakat semakin tinggi, sehingga mampu berinvestasi properti. (pnb)